Ketika Pendukung Jokowi Berharap Prabowo Menang Pilpres

Pengalaman ini sangat menggelitik, dan jemari ini gak bisa ditahan. Sedari kemarin sore rasanya gatal banget pengen berbagi. Gimana gak gatal, bagi saya cukup mengejutkan ketika pendukung Jokowi tiba-tiba berharap Prabowo yang menang pilpres.

Hal apa sih yang bisa bikin orang mengharapkan kemenangan capres yang tidak didukungnya? Lanjut baca yah, hehe..

Saya sendiri cenderung menghindari pembahasan politik. Maklum, yang saya lihat, masih begitu banyak orang yang beranggapan bahwa orang lain yang tidak satu ide politik, tidak satu pilihan, adalah musuh dan harus dimusuhi. Hehehe, bukan pengecut dong kalau cari aman dan damai. Dukung kan gak harus berkoar-koar bilang yang didukung hebat yang gak didukung jelek.

Saya dan teman saya tinggal di satu atap, dan pilihan kami sangat berbeda. Ketika dia percaya bahwa Jokowi dengan segala prestasi dan kesederhanaanya yang membumi dengan masyarakat kecil akan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, saya berpandangan bahwa Indonesia sangat membutuhkan sosok yang tegas, tidak terlalu "manis" sama barat lah yang akan membawa Indonesia lebih bermartabat.


Di rumah yang kami tempati ada satu buah televisi, dan televisi tersebut bisa menangkap siaran dua stasiun berita yang mendadak menjadi stasiun kampanye. Yang satu sibuk bahas kebaikan capres A dan kejelekan capres B, lalu satunya bahas kebaikan capres B tak ketinggalan dibumbui kejelekan capres A. Lucunya meski tak pernah kami ucapkan secara lisan, tapi kami sangat kompak untuk "mengharamkan" nonton salah satu dari stasiun TV tersebut ketika kami berdua. Jadi yang ditonton sebisa mungkin acara kartun aja. Tapi jujur sih, saya suka banget nonton stasiun TV yang dukung Pak Prabowo kalo dia lagi gak ada, atau tengah malam dengan volume super berbisik. Hehehe, manusiawi dong, ketika saya dukung Prabowo, saya melihat tayangan aliran dukungan buat beliau, saya merasa banyak teman satu ide. Saya juga sering tuh denger dari kamar kalau dia nyetelin stasiun TV yang dukung Jokowi, trus saya pura-pura ke WC, pas buka pintu kamar, stasiun TV nya langsung berubah nayangin sinetron. Hmm.. dia sangat cekatan dengan remote control nya.


Nah, mulai hari minggu kemarin, dia malu-malu nonton TV pendukung Prabowo yang sering diplesetkannya dengan sebutan TV Oneng. Apakah penyebabnya? Karena TV ini lah yang gencar menayangkan agresi militer Israel di jalur Gaza, sementara TV yang dukung Pak Jokowi masih aja sibuk bahas pilpres, gaya muda Jokowi, gaya tua pak Prabowo, bla bla bla. Saya sebetulnya nahan senyum, bukan cuma pas penayangan Gaza aja, tapi pas penayangan World Cup juga, saya suka mikir, orang yang pada menghujat TV ini dan ngatain TV Oneng pada nonton Piala Dunia gak yah? Hmmm


Pada malam harinya, selepas waktu tarawih, kami makan bakso, dan dibahas lah kekejaman Israel, lemahnya support negara-negara Islam, serta harapan tindakan tegas dari pemerintah kita yang lebih dari sekedar "mengecam" atau mengutuk." 

Secara mengejutkan tiba-tiba dia bilang: "kalau ngelihat situasi Palestina, kok gw berharap Prabowo yang menang yah?!"
Bakso yang niat saya mau belah kecil kecil hampir saja saya telan bulat-bulat. Kaget loh, hehehe, soalnya kan selama ini dia sangat mendukung Jokowi.

 "Cuma sayang, hasil quick count kayaknya Jokowi yang menang," dia melanjutkan.
Saya menimpali "iya sih, Prabowo kan gak terikat hubungan manis sama barat, pak Prabowo mau frontal dukung Palestina atau enggak, barat emang udah gak suka dia, oya Prabowo sama ARB nyumbang duluan loh kalo gak salah, sebelum pemerintah nyumbang"

Dia diem sebentar lalu bilang "coba yah kejadian Palestina nih kejadiannya sebelum pilpress, bisa Prabowo menang kan"

Saya hanya manggut-manggut aja, maklum, dia kan sangat mempercayai hasil quick count yang memenangkan Jokowi, ya walaupun saya juga dari awal memprediksikan Jokowi kemungkinan menang tipis, tapi bukan berarti harus dukung Pak Jokowi dong. Sekarang sih kalau saya kebalikan dari dia, harap-harap cemas nunggu hasil real count dari KPU. Selain dari itu, ya ada bagusnya issue Palestina bergaung sebelum pilpress, daripada tragedi kemanusiaan di politisir, kan gak bagus banget yah.

Hmm.. Kalau menurut anda bagaimana?