Menyimak adalah bagian penting dari komunikasi, dan ada perbedaan besar antara menyimak dan mendengarkan. Walaupun terlihat mudah, kegiatan mendengarkan terkadang butuh latihan usaha luar biasa, utamanya ketika terjadi perbedaan pendapat dengan orang yang kita dengarkan
Minggu kita sudah membahas 2 langkah untuk Tips Menjadi Pendengar Yang Baik Part 1
Minggu ini kita akan membahas 4 langkah lanjutannya. Yuk lanjut..
3. Ciptakan suasana yang mendukung.
Enyahkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian anda. Matikan peralatan komunikasi (termasuk hape) dan lakukanlah pembicaraan di tempat yang bebas dari gangguan. Setelah saling berhadapan, heningkan sejenak pikiran anda dan buka sepenuhnya hanya pada kata-kata yang diucapkannya.
4. Berhentilah berbicara
Hal ini kedengerannya seperti hal yang gak perlu dibahas, karena bukankah ketika kita mengdengarkan, kita harus diam? Tapi faktor pengganggu utama yang sering kali muncul adalah suara-suara yang muncul di kepala yang sangat sulit dienyahkan. Ketika kita mendengarkan, seringkali isi kepala dipenuhi dengan suara-suara dan keinginan untuk mengungkapkannya, seperti keinginan untuk mengungkapkan empati dengan berbagi kisah yang sam dll. Mungkin hal tersebut bisa saja berguna, tapi hal tersebut biasanya dilakukan secara berlebihan bahkan tidak menyenangkan.
Menganggukan kepala akan menunjukkan bahwa kita memahami apa yang dia katakan, dan akan memancingnya untuk meneruskan pembicaraan. Menyesuaikan postur tubuh, posisi, dan gerakan tubuh kita terhadap dia, akan membuatnya santai dan mau bercerita lebih banyak lagi. Cobalah untuk melihat langsung ke matanya. Hal ini tidak saja menunjukkan bahwa kita mendengarkan, tapi juga menunjukkan bahwa kita tertarik untuk mendengarkan.
6. Berikan ungkapan timbal balik, dalam interval yang tepat selama pembicaraan.
Minggu kita sudah membahas 2 langkah untuk Tips Menjadi Pendengar Yang Baik Part 1
Minggu ini kita akan membahas 4 langkah lanjutannya. Yuk lanjut..
3. Ciptakan suasana yang mendukung.
Enyahkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian anda. Matikan peralatan komunikasi (termasuk hape) dan lakukanlah pembicaraan di tempat yang bebas dari gangguan. Setelah saling berhadapan, heningkan sejenak pikiran anda dan buka sepenuhnya hanya pada kata-kata yang diucapkannya.
4. Berhentilah berbicara
Hal ini kedengerannya seperti hal yang gak perlu dibahas, karena bukankah ketika kita mengdengarkan, kita harus diam? Tapi faktor pengganggu utama yang sering kali muncul adalah suara-suara yang muncul di kepala yang sangat sulit dienyahkan. Ketika kita mendengarkan, seringkali isi kepala dipenuhi dengan suara-suara dan keinginan untuk mengungkapkannya, seperti keinginan untuk mengungkapkan empati dengan berbagi kisah yang sam dll. Mungkin hal tersebut bisa saja berguna, tapi hal tersebut biasanya dilakukan secara berlebihan bahkan tidak menyenangkan.
Kesampingkan sejenak kebutuhan pribadi kita, tunggulah dengan sabar sampai dia selesai mengutarakan seluruh pemikirannya.
Menganggukan kepala akan menunjukkan bahwa kita memahami apa yang dia katakan, dan akan memancingnya untuk meneruskan pembicaraan. Menyesuaikan postur tubuh, posisi, dan gerakan tubuh kita terhadap dia, akan membuatnya santai dan mau bercerita lebih banyak lagi. Cobalah untuk melihat langsung ke matanya. Hal ini tidak saja menunjukkan bahwa kita mendengarkan, tapi juga menunjukkan bahwa kita tertarik untuk mendengarkan.
6. Berikan ungkapan timbal balik, dalam interval yang tepat selama pembicaraan.
- Ulangi dan gali. Ulangi beberapa hal yang telah diucapkan pembicara sambil memberikan timbal balik positif sebagai dorongan. Sebagai contoh, kita bisa mengatakan "Saya mengerti, tentu rasanya tidak enak dipersalahkan seperti itu, saya juga tidak mau seperti itu". Lakukan tekhnik ini dengan perlahan, karena jika kita melakukannya secara berlebihan, justru bisa menimbulkan kesan "meledek".
- Simpulkan dan tegaskan. Hal ini sangat berguna untuk menyimpulkan pemahaman kita mengenai apa yang pembicara katakan, dan ungkpakan dalam bahasa kita. Sebagai contoh kita mengucapkan "Jadi sebenarnya kamu telah melakukan semuanya sesuai prosedur sebelum kecelakaan itu terjadi yah". Hal ini memastikan pembicara bahwa kita benar-benar mendengarkan serta memahami apa yang diutarakannya. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi pembicara untuk memperbaiki kesalahan pemahaman kita seandainya ada.
- Pastikan membiarkan pintu terbuka lebar dengan kalimat-kalimat seperti: "Mungkin saya salah, tapi...", atau "Tolong koreksi saya jika saya salah...". Tekhnik ini sangat berguna utamanya ketika kita merasa frustasi atau merasakan bahwa kemampuan kita untuk fokus mendengarkan mulai melemah dan agak kacau.